Monday, March 19, 2012

Tanah Surga Warisan Nenek Moyang Indonesia Mulai Luntur


Di jaman era Glonalisasi ini,ada sesuatu  yang hilang dari masyarakat Indonesia.Semua kalangan sibuk dengan urusan masing-masing sehingga apa yang terjadi di sekitar kita,ya…mau tidak mau harus diterima?Dimana harga diri kita selama ini?Seolah-olah hilang diterjang arus Globalisasi.Semua yang berasal dari budaya luar ramai-ramai seolah tanpa seleksi,dari belahan dunia yang mana biasa masuk ke Tanah Air Kita tercinta ini tanpa sensor.

Negeri China yang notabene kaum Komunis,semua dan segala sesuatunya milik Negara dan diatur oleh Negara,dahulunya termasuk rakyat dibawah garis kemiskinan,tetapi sekarang jauh meninggalkan kita yang mempunyai Tanah Air yang subur makmur “ Gemah Ripah loh Jinawi ”.

Saya jadi ingat lagu Legendaris Koes Ploes Bersaudara :

Kolam Susu

Bukan Lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada topan tiada badai kau temui
Ikan dan udang menghampirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi  tanaman        2x

Coba saja kita telaah arti kiasan dari lagu “ Kolam Susu “ diatas,saya pikir yang mencipta lagu sungguh memahami tanah air kita tercinta ini,dengan kekagumannya ia ubah menjadi syair yang sederhana tapi syarat maknanya yaitu : Tanah yang subur bagaikan tanah Surga.

Memang dalam kenyataan batang pohon ketela,batang bambu,batang trembesi dan masih banyak lainya di ibaratkan tongkat ditancapkan ke tanah maka beberapa hari akan tumbuh padahal tiak diberi pupuk,kemudian biji-bijian yang keras bagaikan batu,coba masukkan ke dalam tanah,beberapa hari kemudian akan menjelma menjadi tumbuhan baru.

Namun kenyataaan sekarang,ada beberapa tanah kita yang tandus,hutan banyak yang gundul,tanah longsor dimana-mana,berbagi musibah menimpa,apa lagi yang bisa kita banggakan? Dimana “ Tanah Surga “ kita yang dulu jadi rebutan bangsa-bangsa lain yang iri dengan tanah Indonesia?

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan “ Tanah Surga “ itu ?
Apakah bisa kita kembalikan “ Tanah Surga “ kita ?
Pedulikah kita semua tentang “ Tanah Surga “ itu ?
Tidak ada orang pintarkah di tanah air kita ini ?

Kalau boleh saya jujur,banyak orang piñtar di Indonesia,tapi banyak yang tidak peduli ya..semacam kuranag nasionalis gitu… lach.Disamping juga di tanah kita kurang dihargai,coba anda bayangkan seandainya karya anak bangsa semacam  bapak B.J.Habiebie masih dipercaya untuk mengembangkan tehnologi dan diberi kesempatan demi kejayaan bangsa ini ( tolong jangan bawa-bawa politik di tulisan ini-karena saya tidak mendukung salah satu partai yang ada sekarang,saya punya politik terbuka ).

Banyak anak murid dan karyawan yang pernah dipimpin oleh bapak Habiebie sekarang yang diakui di berbagai maskapai penerbangan internasional di luar negeri san,bukan di tanahnya sendiri,karena memang tidak ada wadah dan departemen yang mengakuinya.Sungguh sangat ironis,apa sebernarnya yang dicari bangsa ini?

Kalau boleh saya berandai-andai,” Tanah Surga “ kita kembali,dan kita semua mempunyai pemimpin yang karismatik dan dihormati,yang tahu kebutuhan dan peduli dengan ragam budaya tanah air kita,yang bangga dengan warisan nenek moyang kita dan bisa diimplementasikan dalam program yang terpadu,ada planning yang berkelanjutan,pasti semua rakyat Indonesia mendukung.

Tapi sayang itu hanya mimpi,kalau di negeri ini masih banyak koruptor,kalaubanyak orang tua yang menginginkan anaknya jadi PNS walaupun dengan membayar sekian puluh juta sebagai tebusannya,kalau para pejabat dan anggota dewan masih memikirkan partainya sendiri,kalau anak muda mudanya masih keranjingan dengan budaya luar bukan budaya sendiri,kalau orang-orang pintar yang kita punya berlomba-lomba ke luar negegri karena Negara ini kurang peduli,dan masih banyak kalaukalau yang lainnya…..

Seandainya…tahu apa yang di butuhkan rakyat dari “ Tanah Surga “ ini kembali si Indonesia,janganlah berpikir sendiri-sendiri tapi siapa yang peduli?
Kemanakah hari Nurani suci ini berlabuh ?

Adakah pemimpin yang tanpa Pamrih,tidak mengejar kekayaan?Tidak mengejar kejayaan partainya?Tidak memikirkan apa yang……
Seandainya….

1 comment: